PERKEMBANGAN MASA SEKOLAH
DAN PERMASALAHANNYA
PERKEMBANGAN EMOSI, SOSIAL,
KREATIVITAS DAN MORAL
Makalah Ini Disusun Guna
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pembimbing : Itsna Iftayani, M. A.
Disusun Oleh :
1.
Anang Heri Susanto (102120074
/ IV-C)
2.
Edwin Suhardi (102120083 / IV-C)
3.
Izmi Barokatul Inayati (102120088 / IV-C)
4.
Kusnadi Abdillah (102120090 / IV-C)
5.
Rosialina Septiani (102120097
/ IV-C)
6.
Widyanto Chandra Wibowo (102120105 / IV-C)
7.
Yunita Putri Andhari (102120107 / IV-C)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOREJO
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Masa Sekolah dan Permasalahannya (Perkembangan Emosi, Sosial, Kreativitas dan Moral)”.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang diampu oleh Ibu Itsna Iftayani, M. A.
Dalam penyusunan
makalah
ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Dengan kerendahan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang dan menambah wawasan serta pengembangan ilmu.
Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Purworejo, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah ............................................. 1
B.
Rumusan Masalah..................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 2
A. Perkembangan Emosi .................................................... 2
B. Perkembangan Sosial...................................................... 6
C. Perkembangan Kreativitas............................................... 8
D. Perkembangan Moral........................................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................. 13
B. Saran ......................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia lahir di
dunia mengalami fase tumbuh dan berkembang. Fase ini bertahap mulai dari balita
hingga dewasa. Dalam tahapan-tahapannya, manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan erat kaitannya dengan perkembangan. Perbedaannya, perkembangan
melalui fase yang lebih kompleks.
Perkembangan
menurut Libert, Paulus, dan Strauss (1990) yaitu proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan sifat-sifat yang khas
mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak.
Dewasa ini, anak
tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Hal ini dapat berakibat pada
perkembangan emosi, hubungan sosial, kreativitas dan moralnya. Khususnya pada
anak masa usia sekolah yaitu masa remaja. Masa ini rentan terhadap berbagai
pengaruh yang datang baik dari luar maupun diri anak itu sendiri. Pengaruh ini
dapat memberikan manfaat positif maupun negatif. Oleh karena itu, untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan di atas, terlebih dahulu kita perlu memahami tentang pengertian,
faktor-faktor yang berpengaruh dan karakteristik perkembangan remaja dalam
berbagai aspek. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai perkembangan
emosi, hubungan sosial, kreativitas dan moral remaja.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
perkembangan emosi remaja?
2.
Bagaimanakah
perkembangan hubungan sosial remaja?
3.
Bagaimanakah
perkembangan kreativitas remaja?
4.
Bagaimanakah
perkembangan moral remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Emosi
Kehidupan anak
(remaja) penuh dengan dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu.
Banyak-sedikitnya dorongan dan minat seseorang mendasari pengalaman
emosionalnya. Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian emosi, karakteristik
dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.
1.
Pengertian Emosi
Emosi merupakan
perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi,
dan menimbulkan suatu gejolak dalam batin seseorang. Perilaku kita sehari-hari
pada umumnya diwarnai oleh, perasaan-perasaan tertentu, seperti senang atau
tidak senang, suka atau tidak suka, atau sedih dan gembira. Perasaan yang
terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut sebagai warna
efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, atau
kadang-kadang tidak jelas. Apabila warna efektif tersebut kuat, perasaan
seperti itu dinamakan emosi (Sarlito, 1982:59). Beberapa contoh emosi yang
lainnya adalah gembira, cinta, marah, takut, cemas, malu, kecewa, benci.
Emosi dan
perasaan adalah dua konsep yang berbeda, tetapi perbedaan keduanya tidak dapat
dinyatakan secara tegas. Emosi dan perasaan merupakan gejala emosional yang
secara kualitatif berkelanjutan, tetapi tidak jelas batasnya. Pada suatu saat,
warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi dapat pula disebut
sebagai emosi. Karena emosi dan perasaan tidak mudah untuk dibedakan. Pada saat emosi, sering terjadi
perubahan-perubahan pada fisik seseorang, seperti :
a. Reaksi, elektris
pada kulit meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah bertambah cepat bila marah
c. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
c. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
d. Bernafas panjang
kalau kecewa
e. Pupil mata
membesar bila marah.
f. Air liur
mengering bila takut atau tegang.
g. Bulu roma
berdiri kalau takut.
2. Karakteristik
Emosi
Berikut ini akan
diuraikan beberapa kondisi emosional pada remaja, seperti :
a. Cinta atau kasih
sayang
Ciri yang menonjol dalam kehidupan
remaja adalah adanya perasaan untuk mencintai dan dicintai orang lain.
Kapasitas untuk memberi sama pentingnya dengan kemampuan untuk menerima rasa
cinta.
b. Perasaan gembira
Rasa gembira muncul apabila segala
sesuatunya berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Remaja akan mengalami
kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila cintanya
diterima oleh yang dicintai. Perasaan gembira inilah yang mendorong mereka
menjadi giat dan bersemangat dalam kehidupannya.
c. Kemarahan dan
pernusuhan
Rasa marah dan permusuhan merupakan
gejala emosional yang penting diantara emosi-emosi yang memainkan peranan
menonjol dalam perkembangan kepribadian remaja. Banyaknya hambatan yang
menyebabkan kehilangan kendali terhadap rasa marah, berpengaruh terhadap
kehidupan emosional remaja. Rasa marah ini akan terus berlanjut jika keinginan,
harapan, minat, dan rencananya tidak dapat terpenuhi.
d. Ketakutan dan
kecemburuan
Masa remaja telah mengalami
serangkaian perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut rasa
ketakutannya. Banyak ketakutan baru yang muncul karena adanya
kecemasan-kecemasan sejalan dengan perkembangan remaja itu sendiri. Remaja
umumnya merasa takut hanya pada kejadian-kejadian yang berbahaya atau
traumatik.
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah
penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan emosi remaja sangat
dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266).
Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam memengaruhi
perkembangan emosi. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara
lain sebagai berikut:
a. Belajar dengan
coba-coba
Anak belajar dengan coba-coba untuk
mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan sedikit
atau sama sekali tidak memberikan kepuasan. Cara belajar ini lebih umum
digunakan pada masa remaja awal dibanding masa sesudahnya.
b. Belajar dengan
cara meniru
Dengan cara meniru dan mengamati
hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, remaja bereaksi dengan emosi dan
metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati. Remaja yang suka
ribut atau merasa populer di kalangan teman-temannya biasanya akan marah bila
mendapat teguran gurunya.
c. Belajar dengan
cara mempersamakan diri
Anak menirukan reaksi emosional
orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah
membangkitkan emosi orang yang ditiru. Anak hanya menirukan orang yang dikagumi
dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.
d. Belajar melalui
pengondisian
Pengondisian terjadi dengan mudah
dan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan karena anak kecil kurang mampu
menalar, mengenal betapa tidak rasionalnya reaksi mereka. Setelah melewati masa
kanak-kanak, penggunaan metode pengondisian semakin terbatas pada perkembangan
rasa suka dan tidak suka.
e. Belajar di bawah
bimbingan dan pengawasan
Banyak kondisi sehubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan remaja dalam hubungannya dengan orang lain yang
membawa perubahan-perubahan untuk menyatakan emosi-emosinya. Orang tua dan guru
hendaknya menyadari perubahan ekspresi ini karena tidak berarti emosi tidak lagi berperan dalam kehidupan
mereka. Ia tetap membutuhkan perangsang-perangsang yang memadai untuk
pengembangan pengalaman-pengalaman emosionalnya.
Goleman (1995)
mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi
individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mengenali emosi
sendiri
Kesadaran diri
dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar
kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari
waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri.
2. Mengelola emosi
Mengelola emosi
berari menangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan
kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dapat dikatakan
berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat
melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan
cepat.
3. Memotivasi diri
Dengan kemampuan
memotivasi diri, seseorang cenderung memiliki pandangan yang positif dalam
menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.
4. Mengenali emosi
orang lain
Empati atau
mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan kesadaran diri. Jika seseorang
terbuka pada emosi sendiri, ia akan trampil membaca perasaan orang lain.
5. Membina hubungan
dengan orang lain
Seni dalam
membina hubungan dengan orang lain merupakan ketrampilan sosial yang mendukung
keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki ketrampilan,
seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial dan dapat menyebabkan
seseorang seringkali dianggap angkuh, menganggu, atau tidak berperasaan.
B. Perkembangan
Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa berhubungan
dengan manusia lainnya. Mereka saling membutuhkan satu sama
lain dalam kehidupan sosialnya. Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian hubungan
sosial, karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hubungan
sosial remaja.
1. Pengertian Hubungan
Sosial
Sosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri
terhadap kehidupan sosial. Menurut Piaget, interaksi sosial anak terbatas hanya
dengan ibu dan ayahnya. Menginjak masa remaja, ia mampu berinteraksi sosial
dengan teman sebaya terutama lawan jenisnya. Pada akhirnya pergaulan sesama
manusia menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupannya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa hubungan sosial merupakan hubungan
antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan
terbatas sampai pada tingkat yang luas dan kompleks. Remaja yang bertambah
dewasa tidak hanya memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya,
tetapi juga untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan
masyarakatnya.
2. Karakteristik Perkembangan
Sosial Remaja
Perkembangan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Dalam
hal ini terjadi krisis identitas diri, yaitu kepercayaan diri
remaja terhadap penilaian
orang lain tentang
keberadaan dirinya. Remaja mulai membentuk kelompok-kelompok kecil maupun besar. Hal
ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat karena masing-masing
individu ingin terlihat menonjol. Remaja
dalam mempertahankan dirinya cenderung mengutamakan solidaritas teman tanpa mempedulikan
objektivitas kebenarannya.
Dalam proses
penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan emosional mempunyai pengaruh yang
kuat. Saling pengertian kekurangan dan kelebihan masing-masing dan upaya
menahan sikap menonjolkan diri atau dominasi terhadap pasangannya, memerlukan
tindakan intelektual yang tepat dan kemampuan mengendalikan emosional.
3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Sosial Remaja
Perkembangan sosial
remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu keluarga, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan, dan kemampuan mental.
a. Faktor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan sosial anak. Keluarga merupakan media sosialisasi yang paling
efektif bagi anak.
b. Kematangan
Proses sosialisasi memerlukan
kematangan fisik dan psikis. Untuk memberi dan menerima pandangan atau pendapat
orang lain diperlukan kematangan intelektual dan emosional.
c. Status sosial
ekonomi
Kehidupan sosial dipengaruhi oleh
kondisi atau status sosial ekonomi keluarga. Masyarakat akan memandang seorang
anak dalam konteksnya yang utuh dengan keluarga anak itu. Di lain pihak, anak
akan memperlihatkan sebagaiman yang telah ditanamkan dalam keluarganya.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan media
sosialisasi yang terarah bagi anak. Pendidikan moral diajarkan secara
terprogram dengan tujuan untuk membentuk kepribadian anak agar mereka memiliki
tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Kapasitas mental
: emosi dan intelegensi
Kapasitas emosi dan kemampuan
berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, berbahasa, dan menyesuaikan diri terhadap kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan emosi dan intelegensi berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak.
C.
Perkembangan
Kreativitas
Dalam era
globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan komunikasi berkembang semakin
pesat. Globalisasi menuntut remaja untuk mampu beradaptasi dan berpikir secara
kreatif serta piawai mencari pemecahan masalah yang disebabkan oleh adanya
globalisasi secara imajinatif dan inovatif serta kreatif. Berikut ini akan
dibahas mengenai pengertian kreativitas, karakteristik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kreativitas remaja.
1.
Pengertian Kreativitas
Kreativitas
dapat diartikan sebagai potensi yang terpendam yang berupa ide-ide baru atau
hasil penyempurnaan yang muncul dari hasil imajinasi yang kemudian diberi
sentuhan teknologi menjadi inovasi atau terobosan baru dalam memecahkan
masalah. Imajinasi yaitu kemampuan dalam menciptakan gagasan atau gambaran
mental dalam pikiran kita (visualisasi kreatif) untuk menciptakan citra yang
jelas tentang sesuatu yang diinginkan tercapai.
Istilah kreatif
dalam pandangan Islam, dapat diterjemahkan menjadi proses “ijtihad” yaitu
mengeluarkan seluruh kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah apabila tidak
ditemukan jawabannya pada konteks hukum yang ada (Al-Qur’an dan Hadis).
2. Karakteristik Perkembangan
Kreativitas Remaja
Seseorang yang
kreatif akan berhasil mencapai gagasan mengenai pemecahan masalah, produk baru,
metode baru dan sebagainya sesudah melalui empat tahap, yaitu :
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini ada dua faktor
penting yaitu minat (interest) dan
konsentrasi (concentration).
b. Tahap Inkubasi
Selama masa inkubasi, tanpa
disadari otak terus bekerja mencari solusi masalah yang sedang terjadi. Tubuh
manusia memerlukan waktu istirahat untuk menyegarkan dirinya kembali. Ketika beristirahat
inilah terjadi sintesis berbagai informasi yang sudah terkumpul.
c. Tahap Iluminasi
Tahap ini merupakan tahap datangnya
gagasan.
d. Tahap Verifikasi
Tahap verifikasi yaitu tahap dimana
pola berpikir analitis berperan untuk menguji manfaat hasil temuan yang
diperoleh melalui proses kreativitas.
3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas Remaja
Perkembangan kreativitas
remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi yaitu dari
dalam diri sendiri. Kreativitas bergantung pada keterampilan dalam bidang dan
berpikir kreatif, serta motivasi intrinsik untuk bertindak kreatif.
b. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan sosial dan
psikologis berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas remaja. Lingkungan
sosial atau budaya yang mendukung secara
kondusif akan terjadinya sebuah kreativitas.
D.
Perkembangan
Moral
Berikut ini akan
dibahas mengenai pengertian moral, karakteristik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan moral remaja.
1. Pengertian Moral
Moral merupakan
ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan
sebagainya (Purwadarminto, 1950:957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang
dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan
demikian, moral juga mendasari dan mengendalikan seseorang dalam bersikap dan
bertingkah laku.
2. Karakteristik Perkembangan
Moral Remaja
Salah satu tugas
perkembangan yang harus dilakukan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan
oleh kelompok dari masyarakatnya. Remaja diharapkan mengganti
konsep-konsep moral yang berlaku umum
dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman
perilakunnya. Micheal mengemukakan empat perubahan dasar dalam moral yang harus
dilakukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Pandangan moral
individu makin lama menjadi lebih abstrak.
b. Keyakinan moral
lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.
c. Penilaian moral
yang semakin kognitif mendorong remaja untuk berani mengambil keputusan
terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
d. Penilaian moral
secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral menimbulkan
ketegangan emosi.
Berdasarkan
penelitian empiris yang dilakukan Kohlberg pada tahun 1958, sekaligus menjadi
disertasi doktornya dengan judul The
Developmental of Model Think and Choice in the Years 10 to 16, seperti
tertuang dalam buku Tahap-tahap Perkembangan Moral (1995), tahap-tahap
perkembangan moral dapat dibagi sebagai berikut :
a. Tingkat
Prakonvensional
Pada tingkat ini, anak tanggap
terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai
baik dan buruk, benar dan salah. Tingkatan ini dapat dibagi menjadi dua tahap:
1)
Tahap orientasi
hukuman dan kepatuhan
Anak semata-mata menghindarkan
hukuman dan tunduk pada kekuasaan tanpa mempersoalkanya.
2)
Tahap orientasi
relativis-instrumental
Perbuatan yang benar adalah cara
atau alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan
orang lain. Hubungan antar manusia
dipandang seperti hubungan di pasar (jual-beli). Terdapat elemen kewajaran
tindakan yang bersifat resiproksitas (timbal-balik) dan pembagian sama rata,
tetapi ditafsirkan secara fisik dan pragmatis.
b. Tingkat
Konvensional
Pada tingkat ini, anak hanya
menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia memandang bahwa hal
tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera
dan nyata. Tingkatan ini memiliki dua tahap yaitu:
1)
Tahap orientasi
kesepakatan antarpribadi atau orientasi
Pada tahap ini terdapat banyak
konformitas terhadap gambaran stereotif mengenai perilaku mayoritas.
2)
Tahap orientasi
hukuman dan ketertiban
Terdapat orientasi terhadap
otoritas, aturan yang tetap dan penjagaan tata tertib atau norma-norma sosial.
Perilaku yang baik adalah semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati
otoritas dan menjaga tata tertib sosial yang ada.
c. Tingkat
Pasca-konvensional (otonom atau berlandaskan prinsip)
Pada tingkat ini terdapat usaha
yang jelas untuk merumuskan, nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki
keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang
berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu
sendiri dengan kelompok tersebut. Ada dua tahap pada tingkat ini, yaitu:
1) Tahap orientasi
kontrak sosial legalitas
Tahap ini sangat bernada semangat
utilitarian. Perbuatan yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan
ukuran individual umum yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh
seluruh masyarakat.
2) Tahap orientasi
prinsip etika universal
Hak ditentukan oleh keputusan suara
batin, sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri dan yang mengacu
pada komprehensivitas logis, universalitas, konsistensi logis. Prinsip ini
bersifat abstrak dan etis.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Berikut ini
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja antara lain :
a. Lingkungan keluarga
Pada
tahap ini pembentukan moral anak dipengaruhi oleh peran orang tua. Anak yang
tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan orang tuanya pada masa kecil
cenderung untuk melakukan perbuatan yang melanggar norma sosial.
b. Lingkungan sosial
Masyarakat
memiliki peran penting dalam pembentukan moral. Tingkah laku yang terkendali
disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai
sanksi-sanksi sendiri untuk pelanggar norma sosial.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Emosi merupakan
perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi,
dan menimbulkan suatu gejolak dalam batin seseorang. Perkembangan emosi remaja
ditandai dengan timbulnya rasa cinta atau kasih sayang, perasaan gembira, kemarahan
dan permusuhan, ketakutan dan kecemburuan. Sejumlah penelitian tentang emosi
menunjukkan bahwa perkembangan emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor
kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266).
Sosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri
terhadap kehidupan sosial. Perkembangan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Dalam
hal ini terjadi krisis identitas diri. Perkembangan sosial remaja dipengaruhi
oleh banyak faktor, yaitu keluarga, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
dan kemampuan mental.
Kreativitas
dapat diartikan sebagai potensi yang terpendam yang berupa ide-ide baru atau
hasil penyempurnaan yang muncul dari hasil imajinasi yang kemudian diberi sentuhan
teknologi menjadi inovasi atau terobosan baru dalam memecahkan masalah. Kreativitas
ditandai oleh (1) Tahap Persiapan, (2) Inkubasi, (3) Iluminasi dan (4) Tahap
Verifikasi. Perkembangan kreativitas remaja dipengaruhi oleh faktor internal yaitu
dari diri sendiri dan faktor eksternal yaitu lingkungan sosial yang kondusif.
B. Saran
Moral merupakan ajaran tentang baik buruk suatu
perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto,
1950:957). Micheal mengemukakan empat perubahan dasar dalam moral yang harus
dilakukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut: (1) Pandangan moral individu makin
lama menjadi lebih abstrak, (2) Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang
benar dan kurang, (3) Penilaian moral yang semakin kognitif, dan (4) Penilaian
moral secara psikologis menjadi lebih mahal. Pada tahap ini pembentukan moral anak dipengaruhi oleh
peran keluarga
(hubungan orang tua dan anak) dan masyarakat.
1. Bagi remaja
hendaknya memegang teguh prinsip kebenaran dalam perkembangan emosi, sosial,
kreativitas dan moralnya sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
2. Bagi orang tua
dan pendidik sebaiknya memberikan pengarahan terhadap remaja dalam perkembangannya
dengan fleksibel namun tegas dan terarah.
3. Bagi masyarakat
sebaiknya memberlakukan norma-norma yang sudah ada sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.
4. Bagi pemerintah
hendaknya memberikan dukungan dalam berbagai aspek terhadap perkembangan remaja
Indonesia dan permasalahan-permasalahannya agar dapat menjadi generasi penerus
bangsa yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Enung, Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : CV.
Pustaka Setia.
Veitzhal, Rivai. 2009. Education Management (Analisis Teori dan Praktik). Jakarta : Rajawali
Pers.
0 komentar:
Posting Komentar