MAKALAH
PERKEMBANGAN MASA SEKOLAH
DAN PERMASALAHANNYA
FISIK, MOTORIK, BAHASA,
BICARA/PERAN SEKS
Dosen Pengampu : Itsna
Iftayani M. A
Anggota Kelompok 1 :
1. Afrida Jingga Buanawati (102120073/IVC)
2. Astrid Herera Mutiara F (102120078/IVC)
3.
Anis Khoirun Nisak (102120075/IVC)
4. Benti Uliatil Amroti (102120080/IVC)
5.
Umi Hartati (102120103/IVC)
6.
Yuliyah Prasasti (102120106/IVC)
PROGRAM BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan,
perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati.
Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian
tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa
(Siti Rahayu).
Pertumbuhan
dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik
dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat
tertentu (Lavengeld).
Perkembangan
individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu
mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan
ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan
diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah
mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009).
Fase
perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu
sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi
perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan
berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
Fase
perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan
fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua
sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara
pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase
perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi
hingga masa dewasa.
Aspek–
aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa,
moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan
pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan
kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan
pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan
selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama
merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah karakteristik anak masa
sekolah?
2. Apa saja ragam/macam dari
perkembangan masa sekolah serta permasalahannya?
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik anak pada masa sekolah.
2. Mengetahui
macam-macam perkembangan masa sekolah serta permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Anak
Masa Sekolah
Ada yang berpendapat bahwa
masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau untuk sekolah. Disebut
masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu,
sedangkan masa matang untuk bersekolah , karena mereka sudah menginginnkan
kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah.
Proses pendidikan
adalah merupakan salah satu aktivitas manusia. Fungsi motivasi dalam proses
pendidikan adalah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas dalam
pendidikan. Keaktifan dapat menghasilkan perubahan dalam kognitif, psikomotor
dan afektif siswa. Perubahan relatif konstan dan terbatas. Perumusan ini
berlaku bagi setiap pembelajaran dalam proses belajar-mengajar. Keberhasilan
belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor yang menunjang terhadap keberhasilan
proses belajar-mengajar tersebut. Faktor metode mengajar akan berkaitan dengan
model pembelajaran yang diterangkan.
Secara umum masa
sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kelas rendah dan masa
kelas tinggi. Masa kelas rendah yang berusia antara 6 atau 7 sampai 9 atau 10
tahun. Sedangkan masa kelas tinggi berusia antara 9 atau 10 sampai 12 tahun.
Masa sekolah diakhiri
dengan masa Pueral, yaitu mempunyai karakteristik tersesuai dan banyak menarik
perhatian pendidik. Ada beberapa ciri yang menonjol seperti sifat yang
ekstravers, berkuasa, saing kompetisi, idealis. Dari segi lainnya akan menerima
otoritas orang tua dan guru dengan wajar. Aspek-aspek psikologis dan fisik yang
penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah yaitu : Intelektual,
kognitif, motorik, verbal dan emosi.
B. Macam Perkembangan
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa
ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari
pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran system rangka, otot dan ukuran berapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan
Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini
menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak
– anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu
menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan
motorik, anak–anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang
bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak-anak juga
melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik
(kasar maupun halus) selama periode ini,
antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
- Mampu
melompat dan menari
- Menggambarkan
orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat
menghitung jari – jarinya
- Mendengar
dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
- Mempunyai
minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
- Memprotes
bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
- Mampu
membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9
Tahun
- Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik
meningkat
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
- Perubahan sifat
berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas
mulai tampak
- Mampu melakukan
aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, dll.
- Adanya keinginan
anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
- Mulai tertarik
dengan lawan jenis.
3. Perkembangan
Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan
bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat
bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang
kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan
kalimat yang lebih singkat dan padat,
serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
a). Pola Perkembangan Bahasa
Bahasa
merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan, pendapat,
perasaan dengan menggunakan simbol simbol yang disepakati bersama, kemudian
kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti
aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat,
bahasa dapat dibedakan menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa
isyarat. Keterampilan dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup,
yaitu:
1) Keterampilan mendengarkan
2) Keterampilan berbicara
3) Keterampilan membaca
4) Keterampilan menulis
Di
sekolah dasar, keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa, perintah, dongeng,
drama, petunjuk, denah, pengumuman, beruta, dan konsep materi pelajaran.
Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi
anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi
tanggapan, pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi
ketrampilan memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan sekilas. Keterampilan
menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda, mengarang,
menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf.
b). Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Meskipun
pada umumnya pula perkembangan keterampilan berbahasa anak sama, namun tetapada
perbedaan individual. Berikut ini adalah beberapa
faktor penyebab perbedaan tersebut:
1) Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar
berbicara dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sebab perkembangan
aspek-aspek motorik dan aspek mental
berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbahasa.
2) Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan
tinggi, akan belajar berbicara lebih baik dan memiliki penguasaan bahasa erat
kaitannya dengan kemampuan berpikir.
3) Jenis kelamin
Anak
perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam
pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.
4)
Keluarga
Semakin
banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering anak mendengar berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik perkembangan
berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu untuk berbicara dan
berbahasa.
5) Keinginan dan Dorongan Komunikasi
Semakin
kuat keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama
teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.
6) Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri
dengan baik dan memiliki kepribadian yang baik cenderung memiliki kemampuan
bicara dan berbahasa lebih baik daripada anak yang mengalami masalah dalam penyesuaian
diri.
4. Peran
Seks
a. Arti Peran Seks
1. Aspek Kognitif
Aspek
kognitif mencakup persepsi, anggapan dan harapan orang dari kelompok jenis kelamin pria dan wanita. Anggapan, persepsi,
dan harapan ini sederhana, seringkali kurang
berdasar, dan kadang-kadang sebagian tidak akurat tetapi tetap dipertahankan
kuat-kuat oleh banyak orang.
2. Aspek Afektif
Aspek
afektif mencakup sikap ramah maupun tidak ramah umum terhadap objek sikap dan
berbagai perasaan sikap dan berbagai perasaan spesifik yang memberi warna
emosional pada sikap tersebut. Perasaan ini mungkin berupa kekaguman dan
simpati atau rasa superior, iri hati, dan rasa takut.
3. Aspek Konatif
3. Aspek Konatif
Aspek
konatif dari semua stereotip mencakup anggapan mengenai apa yang harus dilakukan berkenaan dengan kelompok yang
bersangkutan dan dengan anggota tertentu kelompok
tersebut. Dalam kasus stereotip peran seks, terdapat anggapan bahwa anggota
kelompok seks pria harus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang menuntut
kekuatan fisik, dan bahwa anggota jenis
kelamin wanita harus dilindungi terhadap setiap tanggung jawab yang mungkin
membahayakan kondisi fisik mereka yang lebih lemah.
Penting bagi anak-anak laki-laki maupun anak perempuan usia SD
untuk mengidentifikasi diri mereka dengan orang dewasa yang berjenis kelamin
sama dengan mereka. Tanpa identifikasi semacam itu, anak-anak mungkin akan
mengalami ketidakmampuan menyesuaikan diri secara seksual dalam pernikahan atau
cenderung menjadi homoseks.
Anak usia SD biasanya mengembangkan sikap memandang rendah anak
perempuan atau hal-hal yang berbau perempuan. Hampir semua anak laki-laki dan
perempuan kadang-kadang berharap untuk menjadi lawan jenisnya, sehingga mereka
mengembangkan sikap merendahkan untuk menekan keinginan itu selama tahun-tahun
tersebut. Anak laki-laki dan anak perempuan perlu ditolong untuk mengembangkan
sikap bersyukur menjadi diri mereka dan perlu ditolong pula untuk melihat bahwa
diciptakan menjadi laki-laki dan perempuan memiliki keuntungan masing-masing.
Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada anak
perempuan (Sunarto dan Hartono Agung,2008:84),yaitu dalam hal :
1.
Kriteria
kematangan seksual
Kriteria
kematangan seksual tampak lebih jelas pada anak perempuan daripada anak
laki-laki. Menstruasi pertama dipakai sebagai tanda permulaan pubertas .Sesudah
itu masih dibutuhkan satu sampai satu setengah tahun lagi sebelum anak wanita
dapat betul-betul matang dalam bereproduksi. Kriteria ini jelas tidak terdapat
pada anak laki-laki. Sehubungan dengan ejakulasi (pelepasan air mani) pada permulaannya masih sangat sedikit
,sehingga tidak jelas .
2.
Permulaan
kematangan seksual
Permulaan
kematangan seksual pada anak perempuan kira-kira 2 tahun lebih cepat mulainya
daripada anak laki-laki.Menstruasi merupakan tanda permulaan kematangan seksual
dan terjadi sekitar usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10 sampai
16,5 tahun ,jadi kira-kira satu tahun setelah dilaluinya puncak percepatan
pertumbuhan.
Pada
anak laki-laki baru terjadi produksi spermatozoa hidup selama kira-kira satu
tahun sesudah puncak percepatan perkembangan (kurang lebih umur 14 tahun).
Namun ejakulasi pertama (mimpi pertama) mendahului puncak percepatan
perkembangan ,tetapi dalam air mani baru terdapat sedikit sperma.
3. Urutan
gejala-gejala kematangan seksual
Pada
anak wanita kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder dengan
tumbuhnya buah dada yang tampak dan bagian puting susu yang sedikit mencuat
,terjadi pada usia 8 dan 13 tahun.Baru pada stadium kemudian , menjelang
menarche,jaringan pengikat disekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai
memperoleh bentuk yang dewasa . Kelenjar payudara baru mengadakan reaksi pada
masa kehamilan dengan suatu pembengkakan sedangkan produksi air susu pada akhir
kehamilan. Hal ini merupakan akibat reaksi - reaksi fisiologi yang menyebabkan
perubahan-perubahan pada organ-organ kelamin internal dalam hipofise lobus frontalis.
Pada
anak laki-laki,kematangan seksual dimulai dengan pertumbuhan testes yang
dimulai antara umur 9,5 dan 13,5 tahun dan berakhir antara 13,5 dan 17 tahun.
Pada usia kurang lebih 15-16 tahun,pada anak laki-laki maupun perempuan pangkal
tenggorokannya (jakun) mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi lebih
panjang. Anak laki-laki mengalami hal itu lebih banyak. Perubahan dalam pita suara
tadi menyebabkan anak gadis mendapatkan suara yang lebih tinggi dan lebih
nyaring,sedangkan suara anak laki-laki berubah menjadi agak berat.
b. Ciri-ciri masa remaja yang
dipengaruhi perkembangan seksual
1. Peningkatan
emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan
sebagai masa storm dan stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi social, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja dalam
kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak. Mereka harus lebih mandiri dan bertanggung
jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik
yang disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa
tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang
terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,
pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi
badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan
dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan orang lain. Selama masa remaja
banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak
digantikan dengan hal mernarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka
remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja
tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga lawan jenis dan orang dewasa.
KESIMPULAN
Masa remaja
sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada
kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan
munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta
penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi
keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa
yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu
sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan
remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah,
sehat dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
Diwarta. 2012. Perkembangan Anak :
Fisik, Motorik, Kognitif dalam http://www.diwarta.com/kanal/pendidikan/perkembangananak (diunduh pada tanggal 21 Maret 2012 pukul 10.25 WIB)
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: CV Pustaka Setia
Hartono, Agung dan Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.
Rinneka Cipta
Subadi, Tjipto. 2011. Kuliah Perkembangan Peserta Didik dalam http://tjiptosubadi.blogspot.com/2011/04/kuliah-perkembangan-peserta-didk.html (diunduh
pada tanggal 21 Maret 2012 pukul 09.44 WIB)
Jannah, Raudhatul. 2011. Pentingnya
Guru Memahami Perkembangan dan Cara Belajar Anak dalam http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/01/pentingnya-guru-memahami-perkembangan-dan-cara-belajar-anak/
(diunduh pada tanggal 23 Maret 2012 pukul 11.30 WIB)
NN. 2009. Psikologi Remaja, karakteristik dan permasalahannya
dalam http://episentrum.com/artikel-psikologi/remaja/#more-213 (diunduh
pada tanggal 23 Maret 2012 pukul 10.38 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar